Selasa, 24 April 2012

REALITA CINTA DAN ROCK N ROLL

Sinopsis Film : Tentang perjalanan kehidupan dua orang sahabat cowok berumur 17 tahun, Nugi dan Ipang. Bagaimana dua orang cowok yang bengal, tidak suka sekolah dan pemberontak harus menghadapi realita kehidupan keluarga mereka yang sebelumnya tidak pernah mereka bayangkan. Nugi dan Ipang sangat mencintai musik. Mereka bermimpi suatu hari nanti menjadi band rock&roll terkenal. Mereka tidak suka sekolah karena dianggapnya cuma buang-buang waktu saja. Di sekolah mereka selalu mencari-cari alasan dan kekacauan untuk tidak mengikuti pelajaran. Hidup itu mengalir saja buat mereka. Santai dan tanpa beban. Mereka juga sering membuat hal-hal gila yang spontan. Selain itu Mereka juga mempunyai sahabat cewek bernama Sandra, seorang penjaga distro yang cantik dan sering menjadi tempat curhat mereka. Nugi menyukai Sandra, tetapi perhatian Sandra justru jatuh pada Ipang yang lebih sering bersikap dingin padanya. Nugi tinggal bersama Ibunya yang single parent. Ibunya sudah bercerai dengan Ayahnya sejak Nugi berumur 6 tahun. Dan sejak itu Nugi tidak pernah lagi bertemu sang Ayah yang katanya tinggal di Amerika. Ayah Nugi dulu pernah jadi atlit Taekwondo. Nugi tinggal di lingkungan Ibunya yang bergaya hippies. Ibunya membuka praktek pengobatan holistic di rumahnya. Jenis pengobatan dengan aroma therapy. Hubungan keduanya layaknya dua orang teman. Ibu Nugi bisa dibilang Ibu yang unik, nyentrik dan cuwek. Hanya saja Nugi tidak pernah bisa terima jika Ibunya berhubungan dengan laki-laki lain. Nugi sangat tidak menyukai pacar Ibunya yang bernama Paul yang juga bergaya hippies. Sementara Ipang tinggal di lingkungan keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Papanya seorang dosen dan Ibunya juga aktif di kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan. Ipang mepunyai adik berumur 7 tahun, bernama Dido. Dido sangat memuja sang kakak. Sebaliknya Ipang walaupun suka jahil terhadap Dido, tapi sangat menyayanginya. Hubungan Ipang dengan Papanya tidaklah harmonis. Papanya sangat tidak menyukai kegiatan ngeband Ipang. Papanya lebih ingin Ipang mengutamakan sekolahnya. Setelah kenakalan demi kenakalan mereka jalani. Mereka dihadapkan pada realita yang sangat memukul mereka. Nugi harus menerima kenyataan bahwa Ayahnya yang selama ini dirindukannya ternyata telah menjadi transeksual. Ayahnya kini telah menjadi seorang Ibu, dan membuka kursus salsa di rumahnya. Sementara Ipang baru menyadari bahwa dirinya bukanlah anak kandung dari keluarganya, melainkan di adopsi dari bayi. Sisi Psikologisnya : 1. Persahabatan nugi dan ipang yang dipenuhi intrik-intrik persoalan kehidupan dapat mereka jalani dan mereka terima dengan baik. 2. Nugi menerima kenyataan bahwa orang tuanya yang bercerai dan mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang transeksual yang pada awalnya nugi sangat merindukan ayahnya. 3. Ipang juga menerima kenyataan bahwa dia bukan anak dari orang tua yang telah membesarkan dia selama ini. 4. Nugi dan ipang pun selalu yakin bahwa suatu saat mereka dan bandnya bisa menjadi terkenal. 5. Nugi pun mengikhlaskan sandra wanita yang ia cintai menjadi pasangan sahabatnya, ipang.

Rabu, 04 April 2012

Teknik Terapi menurut aliran Psikoanalisa dan Humanistik

Teknik Terapi Psikoanalisa

Dalam tiap-tiap individu terdapat kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan yang menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan. Konflik yang tidak disadari itu memiliki pengaruh yang kuat pada perkembangan kepribadian individu, sehingga menimbulkan stress dalam kehidupan. Teknik ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Menurut Freud, paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, catharsis, asosiasi bebas, dan analisis mimpi. Teknik terapi Psikoanalisis Freud pada perkembangan selanjutnya disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi psikodinamik.

Teori Konseling Psikoanalisa

Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan insting, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalam terhadap dorongan-dorongan tersebut. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Menurut Freud teori kepribadian menyangkut 3 hal :
1. Struktur kepribadian
Kepribadian terdiri dari 3 sistem
• Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli.
• Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan.
• Super ego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu.
2. Dinamika kepribadian
Terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu disitribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego.
3. Perkembangan kepribadian
Kepribadian individu menurut Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama dimasa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.



Proses Konseling

Tujuan konseling adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian. Satu karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukan perasaan dan pengalamanya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaanya kepada konselor. Konselor terutama berkenaan dengan membantu klien mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan berhubungan pribadi yang lebih efektif, dalam menghadapi kecemasan melaui cara-cara realistis. Pertama-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.

Teknik -Teknik Terapi Psikoanalisa
a. Asosiasi bebas
Teknik pokok dalam terapai psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah metoda pengungkapan pangalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu.
b. Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
c. Analisis mimpi
Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.
d. Analisis dan interpretasi resistensi
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
e. Analisis dan interpretasi transferensi
Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.

Teknik Terapi Humanistik,
Yaitu teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi ahli terapi yang minimal. Gangguan psikologis yang diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau oleh orang lain. Carl Rogers, yang mengembangkan psikoterapi yang berpusat pada klien (client-centered-therapy), percaya bahwa karakteristik ahli terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi-diri klien adalah empati, kehangatan, dan ketulusan.
Teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan pada metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada pengalaman hidup manusia secara nyata (Aanstoos, Serlin & Greening, 2000). Kalangan humanistik beranggapan bahwa usaha mengkaji tentang mental dan perilaku manusia secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang salah kaprah. Tentunya hal ini merupakan kritikan terhadap kalangan kognitivisme yang mengaplikasikan metode ilmiah pendekatan kuantitatif dalam usaha mempelajari tentang psikologi. Sebaliknya, psikologi humanistik pun mendapat kritikan bahwa teori-teorinya tidak mungkin dapat memfalsifikasi dan kurang memiliki kekuatan prediktif sehingga dianggap bukan sebagai suatu ilmu (Popper, 1969, Chalmers, 1999). Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien. Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanist.

Jumat, 16 Maret 2012

psikoterapi

yang saya ketahui tentang psikoterapi adalah.....

Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.

Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.

Psikoterapi modern sangat berbeda dengan versi Hollywood. Biasanya, kebanyakan orang melihat terapis mereka sekali seminggu selama 50 menit. Untuk obat-janji saja, sesi akan bersama seorang perawat kejiwaan atau psikiater dan cenderung terakhir hanya 15 sampai 20 menit. Janji ini pengobatan cenderung dijadwalkan sekali per bulan atau sekali setiap enam minggu.

Kebanyakan psikoterapi cenderung berfokus pada pemecahan masalah dan berorientasi pada tujuan. Itu berarti pada awal perawatan, Anda dan terapis Anda memutuskan perubahan spesifik yang Anda ingin lakukan dalam kehidupan Anda. Tujuan ini akan sering dipecah ke dalam tujuan dicapai lebih kecil dan dimasukkan ke dalam rencana pengobatan formal. Sebagian psikoterapis hari bekerja dan fokus pada membantu Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dilakukan hanya melalui berbicara dan membahas teknik yang dapat menyarankan terapis yang dapat membantu Anda lebih menavigasi daerah-daerah yang sulit dalam kehidupan Anda. Seringkali psikoterapi akan membantu mengajar orang tentang gangguan mereka juga, dan menyarankan mekanisme bertahan tambahan bahwa orang tersebut dapat menemukan lebih efektif.

Kebanyakan psikoterapi hari ini adalah jangka pendek dan berlangsung kurang dari setahun. Kebanyakan gangguan mental yang umum sering dapat diatasi dalam waktu tersebut, sering dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan .

Psikoterapi yang paling berhasil ketika individu memasuki terapi sendiri dan memiliki keinginan kuat untuk berubah. Jika Anda tidak ingin mengubah, perubahan akan lambat datang. Ubah berarti mengubah aspek-aspek kehidupan Anda yang tidak bekerja untuk Anda lagi, atau berkontribusi masalah atau isu yang sedang berlangsung. Hal ini juga yang terbaik untuk menjaga pikiran yang terbuka sedangkan di psikoterapi, dan bersedia untuk mencoba hal baru yang biasanya Anda tidak dapat melakukannya. Psikoterapi sering sekitar menantang seseorang ada serangkaian keyakinan dan sering, seseorang sangat diri. Hal ini paling berhasil apabila seseorang mampu dan mau untuk mencoba melakukan hal ini dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

Selasa, 04 Oktober 2011

Kebudayaan Indis

BAB I

Awal Kehadiran Orang Belanda

Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.

Tujuan Psikologi Lintas Budaya adalah untuk lebih mengenal tentang ragam budaya yang tersebar di seluruh Indonesia dan diluar Indonesia, sehingga mahasiswa dapat menjelaskan apakah itu maksud dari Psikologi Lintas Budaya.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya dapat dibedakan dengan psikologi indigenous, psikologi budaya, dan antropologi. Psikologi Indigenous untuk mengenal tingkah laku asli dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di Indonesia. Indigenisasi itu sendiri mempunyai arti yaitu, proses pencampuran dari psikologi luar dengan psikologi setempat. Berarti hubungan psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous adalah untuk lebih mengenal tingkah laku masyarakat asli di Indonesia. Hubungan psikologi lintas budaya dengan psikologi budaya adalah untuk menambah ragam budaya yang ada di Indonesia. Hubungan psikologi lintas dengan antropologi adalah untuk mengetahui tentan adat istiadat yang ada di Indonesia.

BAB II

Masyarakat Pendukung Kebudayaan Indis

· Konteks sosial

Masyarakat kolonial di hindia belanda memiliki struktur yang bersifat semi feodal. Mereka mengalami modernisasi karena masyarakatnya tumbuh sejalan dengan perkembangan sistem produksi dan teknologi. Selain itu, ada perkembangan pendidikan dan organisasi pemerintahan dengan gaya barat. Prestise golongan masyarakat pribumi lambat laun menjadi kuat. Kemudian terbentuklah golongan baru berdasar jenjang sosial baru. Yakni golongan intelektual pribumi atau keturunan. Golongan masyarakat tersebut umumnya menerima politik moderat. Dan mereka bersikap kooperatif terhadap pemerintah hindia-belanda.

· Nilai-nilai

Salah satu aspek dalam nilai-nilai adalah aspek normatif. Karena dapat menunjukkan keadaan yang di anggap berharga, yang menjadi tuntutan dan tujuan untuk memperoleh hidup yang lebih baik dibawah kekuasaan pemerintah kolonial. Aspek normatif berhubungan dengan sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang bersifat pribadi, yang di ekspresikan oleh susunan derajat kehidupan sesuai dengan masyarakat kolonial. Contohnya yaitu dalam hal bangunan rumahtinggal yang lebih bersifat pribadi, dengan ruang-ruang yang memiliki fungsi khusus.

· Kognisi sosial

Pada kebudayaan indis, aspek kognitif lebih sulit di artikan karena justru gaya indis berpangkal dari dua kebudayaan yang sangat jauh berbeda, yakni jawa dan belanda. Karena berhubungan erat dengan tingkat perasaan yang sangat sulit untuk dilukiskan dan di amati. Untuk memahaminya, perlu diketahui adanya suatu pengertian situasi atau fenomena kekuasaan kolonial dalam segala aspek dan proporsinya.

Sebagai contoh, misalnya dalam membangun rumah tempat tinggal dan susunan tata ruangnya. Setiap bagian rumah memiliki arti simbolik dan berhubungan erat dengan perilaku penghuninya. Pada suku jawa biasanya tidak ruang khusus untuk anggota tertentu, maka fungsi ruang tidak di pisahkan dengan jelas. Dalam konsep orang jawa, rumah merupakan mikrokosmos.

· Bahasa

1. Perkembangan bahasa

Sejak akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-20, bahasa melayu pasar mulai berbaur dengan bahasa belanda. Pembauran ini berasal dari bahasa komunikasi yang di gunakan oleh keluarga dalam lingkungan “INDISCHE LANDSHUIZEN”, yang selanjutnya digunakan oleh golongan indo-belanda. Proses ini menimbulkan bahasa pijin atau bahasa campuran. Secara etimologis, kata pijin berasal dari istilah bahasa inggeris “business” yang berarti “perdagangan”. Kemungkinan perkembangan kata pijin sebagai berikut: /business/>/pizin/>/pidgin/>/pijin/.

2. Relativitas linguistik

Perbedaan perkembangan bahasa setiap budaya bergantung pada sosial-budaya, geografi, ekonomi, geografis, serta psikologi.

3. Universal dalam bahasa

Di dunia, tidak ada bahasa pijin yang merupakan bahasa pijin standar. Meski demikian, bahasa pijin pada umumnya muncul pada suatu situasi keadaan kebahasaan darurat. Misalnya pada ekspansi kolonialisme dan imperialisme eropa mengakibatkan bangsa eropa dan penduduk asli memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi. Sehingga bangsa eropa menyederhanakan tatabahasa dan kosakata mereka dengan harapan dapat berkomunikasi dengan penduduk asli dengan lebih mudah. Pada perkembangan selanjutnya, bahasa pijin tersebut menjadi bahasa “kreol” atau bahasa ibu.

4. Bilingual

Bilingual merupakan penguasaan bahasa lain selain bahasa ibu. Misalnya seorang pribumi yang menguasai bahasa belanda.

Bab III

Gaya hidup masyarakat imdis

Pendekatan kultur-historis sangat membantu umtuk lebih memahami peradapan masyarakat indis, termasuk gaya hidupnya. Konsep indis di sini hanya terbatas pada ruang lingkup di daerah kebudayaan jawa, yaitu tempat khusus bertemunya kebudayaan eropa (belanda)dengan jawa. Rumah-rumah mewah (landhuizen) milik para pejabat tinggi VOC adalah tempat awal berkembangnya kebudayaan indis. Dari Batavia, kebudayaan indis tersebar luas dan berkembang di seluruh wilayah jajaran hindia belanda.

Kehidupan meawah dan boros akibat keberhasilan di bidang ekonomii disebabkan oleh adanya segolongan masyarakat indis di Batavia, khususnya mengacu pada kehidupan para petinggi di Weltevreden. Gaya hidup golongan masyarakat pendukung kebudayaan indis menunjukan perbedaan mencolok dengan kelompok masyarakat tradisional jawa. Kehidupan social dan ekonomi yang rata-rata lebih baik dibandingkan dengan kehidupan social masyarakat pribum pada umumnya, memungkinkan mereka memiliki rumah tinggal berukuran besar yang bagu di dalam kompleks yang wilayahnya khusus pula.

Sebagai golongan penguasa dan keturunan masyarakat yang mendukungdua akar kebudayaan yang berbeda, mereka berupaya untuk menunjukan kebesarannya yang berbeda pula dengan masyarakat kebanyakan, yaitu masyarakat pribumi. Kewibawaan, kekayaan dan kebesarannya ditampilkan agar tampak lebih mewah dan agung dibandingkan dengan kelompok-kelompok masyarakat lain. Hal demikian dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan kekuasaan mereka di Nusanrtara. Kehadiran balatentara Jeapang dalam perang Dunia II tahun 1942 menumbangkan lambang-lambang kebesaran kebudayaan indis dan mengubur kebudayaan dan gaya hidup boros serta mewah itu. Meskipun demikian, kebudayaan indis tidak seluruhnya lenyap. Dari pohon budaya indis yang besar dan menjangkau peradaban yang luas di Indonesia itu, masih ada tunas-tunas yang hidup dan tetap berlanjut dan berkembang pada masa Republik Indonesia setelah runtuhnya pendudukan jepang. Bahkan, di antara unsur-unsur universal budaya indis yang teatap menjadi unsure dominan sebagai kebudayaan nasional Indonesia, misalnya system pendidikan, system pemerintahan, perundangan-undangan dan dan sebagainya.

Berbagai berita tertulis berupa buah karya para musafir, rohaniwan, peneliti alam, pejabat pemerintah jajahan, termasuk berbagai buah karya sastera indis (indische belletries). Selain karya tulis, terdapat karya seniman berupa sketsa dan seni lukis yang memperkarya dan mengisi celah-celah kekurangan berita tertulis. Rekaman berita tentang gaya hidup masyarakat indis dari lapisan kalangan atas banyak didapatkan dari berita-berita tersebut, sebaliknya, berita tentang gaya hidup masyarakat indis dari kalangan bawah atau abdi VOC dan pemerintahan Hindia Belanda sangat sedikit. Demikian halnya dengan berita tentang peranan perempuan indis dari berbagai lapisan sangat sulit didapatkan. Data arsip dari gereja sedikit membantu, tetapi akta-akta gereja yang menyebutkan tentang perempuan juga tidak memuaskan atau tiak banyak member kontribusi.

Abdi atau penguasa VOC tersebut di atas dapat dibagi dalam empat golongan pokok yaitu :

a. Pegawai niaga, mulai dari jabatan opperkopman (pedagang kepala) sampai asisten (para pembantu atau juru tulis)

b. Personel militer dan maritime yang terdiri atas berbagai tigkat kepangkatan dan jumlahnya pun yang paling banyak.

c. Personel militer yang terdiri dari pendeta Calvinis (predikanen) yang cerdik pandai sampai petugas pengunjung orang sakit yang disebut zienkektrooster atau penghibur orang sakit

d. Kelompok terendah, yaitu terdiri dari para tukang dan para pengrajin, yang secara kolektif dikenal dengan ambahtheden.

BAB IV

Lingkungan Permukiman Masyarakat Eropa, Indis dan Pribumi

A. Sumber – sumber tentang Pola Lingkungan Permukiman

Pola permukiman, bentuk rumah tinggal tradisional dan bangunan rumah tinggi gaya Indis tercatat dalam berbagai sumber. Sumber yang paling banyak adalah berita tulis buah karya orang jawa, belanda (Eropa) serta orang asing lainnya. Selain itu, terdapat peninggalan bangunan yang hingga saat ini masih ada dan digunakan sebagai tempat tinggal atau keperluan lain. Sumber lain yang juga dapat digunakan sebagai sumber berita ialahhasil karya yang berupa lukisan, skets dan graver buah karya para musafir, peneliti alam, pejabat VOC dan dokumentasi pemerintah kolonial. Setelah dikenal pengguanaan alat pemotretan, hasil fotografi merupakan sumber berita penting yang dapat digunakan untuk melengkapi sumber – sumber tersebut.

1. Berita dari Karya Tulis

Berita tertulis tentang wilayah pemukiman yang kemudian berkembang menjadi kota, sudah lama dikenal sebelum ada abad ke -19. dalam disertasi FA. Soetjipto tentang kota – kota pantai disekitar Selat Madura terdapat informasi tentang sumber – sumber berita tertulis Pribumi, antara lain berupa babad, kidung maupun serat, baik yang maih berupa manuskrip maupun yang sudah dicetak dengan jumlah cukup banyak. Karya – karya tulis ini banyak ditulis didaerah pantai (pesisir) dan pedalaman Pulau Jawa.

Manuskrip tersebut antaralain Babad Negeri Semarang, Babad Tuban,Babad Gersik, Babad Blambangan, Babad Kitho Pasoeroean, Babad Lumajang dan Babad Banten. Yang berupa cerita perjalanan R.M. Poerwolelono. Kitab – kitab tersebut memberitakan dan menerangkan berbagai aspek kehidupan suku jawa,dan secara tidak langsung juga memberitakan tentang kota, rumah, adat, sejarah dan sebagainya.

Menggunakan sumber – sumber berupa babad, serat atau cerita perjalanan seperti tersebut di atas memerlukan ketelitian dan sikap kritis dalam memahaminya karena kitab – kitab tersebut memang tidak dimaksudkan sebagai karya sejarah, tetapi lebih bersifat karya sastera.

2. Sumber Tertulis dari Bangsa Eropa

Sumber tertulis tentang Pulau Jawa yang berupa cerita atau laporan perjalanan sudah ditulis pada abad ke-18 dan abad ke-19 cukup banyak, antara lain berupa Rapporten, Missiven, Memories van Overgave (naskah serah terima jabatan). Reis bechrijvingen (catatan perjalanan), Daaghregisters (catatan harian Kompeni di Batavia) dan Contracten (naskah – naskah perjanjian antara Kompeni dan kelapa – kelapa bangsa Pribumi).

Kebanyakan tulisan itu masih berupa manuskrip yang tersimpan di gedung arsip di Indonesia dan Belanda. Yang sudah diterbitkan antara lain Generale Missiven van Gouverneur Generaal en Raden aan Heeren XVII der Vereenigde Oost-Indische Compagnie, (S’Gravenhage, 3 jilid, 1960-1968); Daghregister Gehouden in’t Casteel Batavia van Passerrende daer ter Plaeste als Over Geheel Nederlandts-Indie, (31jilid, Batavia/Den Haag. 1888-1931); Corpus Diplomaticum Neerlando Indicum (diterbitkan J.E. Heeres G.F.W. Stapel, Deb Haag, 1907-1938).

Manuskrip yang berupa berita tentang kota dan kehidupan masyarakatnya pada abad ke-18 dan abad ke-19 banyak ditulis dalam kisah perjalanan di Hindia Belanda, khususnya Jawa. Karya dari pengalamn pribadi itu sangat mengasyikan untuk dibaca untuk menambah wawasan gambaran hidup sezaman yang meliputi tujuh unsur pokok universal kebudayaan indis di Jawa.

3. Berita Visual

Berita visual berasal dari karya lukisan, sketsa, grafis dan potrer. Selain berita dari karya – karya tulis yang sudah disebutakan pada sub-bab sebelumnya, penggambaran kota, permukiman dan perumahan dapat juga diikut secara visual lewat lukisan para pelukis Eropa yang datang ke Indonesia. Lukisan yaitu suatu lukisan dengan teknik encreuk relief yang dipahatkan pada lempengan tembaga atau perunggu sangat populer. Dalam melukis, pelukis antara lain menggunakan cara penglihatan mata burung (vogel vlucht). Karya – karya itu dilukis oleh para pelukis yang mengikuti perjalanan, pelayaran atau ekspedisi. Karya mereka berupa lukisan kota – kota pantai, seperti Batavia, Jepara, Banten, Gersik dan sebagainya.

4. Karya Berupa Fotografi

Karya berupa fotografi sangat banyak tersimpan di gedung KITLV Laiden dan berbagai museum Belanda. Menurut Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia di Pejaten (Jakarta), disebut oleh direkturnya, tersimpan tidak kurang dari 1.000.600 buah foto dari masa sebelum Perang Dunia II.

Sejak kehadiran kapal – kapal dagang Belanda pertama kedunia Timur, mereka sudah membawa serta para pelukis. Hasil lukisan mereka terutama digunakan untuk kelengkapan laporan kepada Heeren Zeventien di Belanda. Ada lukisan yang dimaksudkan sebagai kenang – kenangan atau sebagai hadiah keluarga. Ada pula yang dimaksud untuk diperjualbelikan. Objek lukisan ialah keadaan negeri – negeri yang dikunjungi, seperti kota – kota pantai, kehidupan masyarakat sehari – hari, adat-istiadat, rumah tempat tinggal dan sebagainya. Banyak di antara lukisan yang dihasilkan menunjukan kekayaan, kebesaran dan kekuasaanpara raja di berbagai negara yang disinggahi kapal – kapal VOC tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pelukis dan awak kapal Inggris dan Prancis yang mengunjungi Hindustan dan Persia. Pada umumnya para pelukis tersebut selalu diperintahkan mengikuti pelayaran untuk kepentingan dagang VOC dengan tujuan mencari pengalaman dan petualangan (avounturier). Tidak jarang para awak kapal sendiri yang melukis sekedar untuk mengisi waktu, sebagai selingan kejenuhankarena lam tinggal di atas geladak kapal.

Baru pada abad ke-19 diirim para pelukis yang khusus melukissegala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Misalnya, Junghuhn melukis berbagai jenis tumbuh – tumbuhan, Rumphuius melukis berbagai jenis binatang darat dan laut, dan Bemenllen melukis tentang alam. Pada masa kemudian, lukisan tersebut juga sangat berharga sebagai alat untuk mengetahui dan memberi gambaran tentang keadaan kota – kota pantai, penduduk dan para penguasanya, seni bangunan serta adat-istiadat.

B. Mengamati Seni Bangunan Rumah dari Hasil Karya Seni Lukis, Pahat, Foto dan Karya Sastera

Mengenal kembali sesuatu hasil seni bangunan rumah dari silam yang umumnya sudah rusak merupakan hal yang menarik. Menarik karena materialnya yang lapuk dimakan zaman, diubah bentuknya atau dirombak karena tidak sesuai lagi dengan selera zaman, kecuali dari banguan aslinya atau reruntuhan yang ada, dapat pula melalui benda – benda lain. Adapun benda – benda lain berupa karya lukis, karya sastera, foto gravir. Sketsa, relief atau bend lain seperti maket yang dibuat oleh museum atau lembaga – lembaga penelitian.sebagai contoh, tentang bentuk bangunan rumah Jawa zaman Majapahit atau zaman Jawa Hindu, orang dapat melihatnya dari gambar relief candi atau hasil seni sastera sebagai Nagara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca.

Melalui karya seni lukis, foto gravir, relief dan karya sastera, kini orang dapat mengetahui hasil seni bangunan rumah dan perabotan milik bangsa Belanda dan anak keturunannya di Indonesia. Dengan demikian orang tidak harus selalu mencari banguan rumah aslinya, tetapi dapat pula melihatnya dari hasil – hasil karya seni lukis yang dilukis pada waktu bangunannya dalam keadaan utuh. Dalam seni lukis abad ke-17 sampai abad ke-19. sedikit sekali kemingkinan para pelukis memalsukan objek yang dilukis. Pendapat ini didasarkan atas beberapa alasan.

Pertama, para pelukis naturalis yang hidup pada abad ke-17 sampai abad ke-19 adalah pengikut yang terpengaruh oleh gaya terperiode Renaisans dan Barok. Pada masa itu “naturalisme” dan “akademisme” hidup dengan subur dikalangan seniman lukis Eropa. Dengan demikian, di dalam lukisan – lukisan seniman Belanda pada zaman ini besar sekali kemungkinannya bahwa apa yang dilukis benar – benar ada dan tepat sesuai dengan bangunan serta keadaan pada waktu itu. Sehingga dengan demikian, hasil karya lukis dari zaman itu bernilai setara dengan hasil pemotretan dengan foto kamera pada abad ke-20.

Kedua, beberapa penulisan dan pelukis lazim menggambarkan bangunan rumah serta pemandangan alam sekitarnya, misalnya rumah milik Groeneveld di Tanjung Timur (dilukiskan keindahanyan oleh penulis Johannes Oliver dan Roorda van Eysinga).

Ketiga, terdapat adanya suatu kebiasaan para pembesar VOC dan Hindia Belanda, terutama para gubernur jendral di Batavia dan para bangsawan kaya, meminta seniman melukis rumah tempat tinggaldan keluarga mereka sebagai kebanggan atau kenang – kenangan keluarga. Hal ini sama dengan orang dari abad sekarang yang memotret rumah dan keluarga untuk dipasang pada dinding rumah atau dikirim pada sanak keluarganya dengan maksud yang sama, yaitu sebagai kenangan atau pamer.

C. Pola Permukiman Masyarakat Indis di Kota, Provinsi dan Kabupaten di Jawa

Pengertian kota dan macam – macam jenis kota sudah ditulis oleh beberapa sarjana. Yang menarik ialah karya tulis Peter J.m. Nas yang membahas tentang kota yang dibedakanyan dalam empat macam yaitu; (1) kota awal Indonesia; (2) kota Indis; (3) kota kolonial; dan (4) kota modern. Kota awal Indonesia disebut memiliki struktur yang jelas mencerminkan tatanan kosmologis dengan pola – pola sosial budaya yang dibedakan dalam dua tipe, yaitu; (a) kota – kota pedalaman dengan ciri –ciri tradisional-religius, dan (b) kota – kota pantai yang berdasarkan pada kegiatan perdagangan, misalnya kota Indis Semarang.

Budaya Indis yang berkembang subur pada abad ke-18 sampai abad ke-19, dan berpusat diwilayah – wilayah tanah partikelir (particuliere-landerijen) dan di lingkungan Indische landhuizen. Pada permulaan abad ke-20 kebudayaan ini bergheser ke arah urban life seiring dengan hilangnya pusat – pusat kehidupan tersebut.

Ketika landhuizen banyak dijual kepada orang – orang Cina dan tanah partikelir (particuliere-landerjen) banyak lahan berubah menjadi perkebunan-perkebunan di sekitar Batavia. Dan ketika pemilikan budak tidak lagi dibenarkan oleh hukum, ciri Indis berkembang memancar dalam kehidupan kota sebagai bagian dari urban culture kota kolonial.

Ada tiga ciri yang harus diperhatikan untuk dapat memahami struktur ruang lingkup sosial kota kolonial, yaitu budaya, teknologi dan struktur kekuasaan kolonial. Kota – kota besar seperti Batavia, Semarang, Surabaya dan Bandung harus ditelaah dari keterkaitan erat ketiga dimensi tersebut.

Pengaruh Belanda dan mazhab – mazhab Eropa berhasil memperkuat dan memberi alat untuk menanggulangi kekurangan – kekurangan dalam cara membangun kota atau rumah, dan membantu dalam hal memberikan petunjuk tentang konstruksi bangunan, organisasi, dan metode dalam membangun rumah pada masyarakat Jawa. Dalam membangun rumah pembesar atau penguasa kolonial dan para intelektual Jawa menyesuaikan diri dengan keberadaanm bangunan Eropa. Penguasa Belanda memberikan saran – saran dalam penggunaan teknik konstruksi bangunan, kebersiahan (higienie), tata letak dan garis sepadan (rooilijin) dan sebagainya.

Unsur utama kehidupan seni bangunan Jawa adalah adanya keharmonisan dengan alam sekeliling. Seiring perjalanan waktu terdapat berbagai pengaruh budaya asing, ternasuk bahan material yang digunakan. Diberbagai daerah di Jawa masih banyak ditemukan bentuk gaya asli, bahkanterdapat suatu kesatuandalam gaya bangunan, seperti contoh berikut.

(1) Yang paling sederhana adalah bangunan cungkup kuburan Jawa, yang selalu terletak ditempat terpencil (kiwa). Khusus di sekitar lingkungannya terdapat tanaman khas, yaitu pohon kamboja, beringin,randu alas, atau pohon – pohon lain yang memiliki cabang – cabang dan daun yang rimbun.

(2) Tradisi bangunan rumah tempat tinggal Jawa, termasuk yang berada didalam kota, mencoba menyesuaikan dengan alam sekeliling sebagai latarbelakang. Dengan demikian, bangunan rumah yang didirikanmemberi kesan terbaik, sesuai dengan alam lingkunagnnya. Perkampungan penduduk pribumi terpisah dari kompleks bangunan Eropa, Walaupun kampung itu terletakdalam lingkungan kota Jawa yang sama.Harmoni dengan alam kejiwaan serta daerah yang bergunung – gunung dan ditumbuhi pepohonan yang rindang sangat terasa.

(3) Mereka tahu dan mengerti denagan adanya tempat – tempat keramat atau yang sangat ideal bagi hidup mereka di desa, seperti pancuran – pancuran air dan sumber mata air. Semuanya ini merupakan monumen alami yang terdapat di tempat – tempat sekeliling mereka, kadang – kadang dikeramatkan. Hal ini terkadang tidak dipahami oleh orang asing.

(4) Gambaran monumental sesuai dengan gambaran ide keindahan sebuah lingkunagn kota lama di Jawa dapat diamati di kota Yogyakarta. Kompleks Keraton Yogyakarta, termasuk perkampungan sekitarnya, merupakan tempat tinggal sultan dan para bangsawan serta hambanya. Bangunan itu dibangun pada 1778. Alun – alun utara dan selatan yang juga terletak di dalam kompleks keraton dikelilingi oleh benteng berparit lebar.

Maclanie Pont berpendapat bahwa pada awal abad ke-20 bangunan kota – kota di Pulau Jawa sudah banyak menerima pengaruh seni bangunan Belanda. Permukiman dan tempat tinggal penduduk di Kepulauan Hindia Belanda terbagi sesuai dengan golongan dan kebangsaannya. Ada empat golongan kebangsaan yaitu:

  1. Anak negeri atau bangsa Pribumi,
  2. orang – orang yang disamakan dengan anak negeri (sesuai dengan Sjart Pemerintahan Hindia Belanda pasal 109),
  3. orang Eropa, dan
  4. orang yang disamakan dengan bangsa Eropa (gelijk gesteld).

  1. Upaya mencukupi kebutuhan perumahan kota

Perkembangan dan perluasan kota-kota besar dijawa dan diberbagai tempat menimbulkan kekurangan rumah tempat tinggal bagi penduduk kota.keberhasilan mereka mengatasi kesulitan perumahan dan mengatur pendirian rumah-rumah baru sangat memudahkan mereka mengatur tata ruang kota.rumah orang eropa yang berukuran besar sudah mendapat prioritas dengan penyediaan lahan yang ditentukan oleh undang-undang.

Pada 1930 perkarangan dan ukuran rumah dibuat sesuai dengan keperluan dan dengan pertimbangan anatara lain : makin mahal nya harga tanah dan material.

Kalangan masyarakat pengusaha ada yang nafsu membuat rumah-rumah berukuran kecil atau sedang khususnya untuk orang pribumi dengan sewa paling rendah.

Sesak dan padatnya penduduk kota bandung dapat ditunjukan pada 1924 penghuni sebah rumah pribumi dapat ditunjukan dengan angka perbandingan 5,8:1 hal ini sangat berpengaruh pada penghidupan sehar-hari penghuni kota.rumah berukuran kecil itu di usahakan dijual dengan harga semurah-murahnya agar lebih hemat lagi .kesulitan yang timbul adalah pada pembentukan didinding dari beton dengan sponning pada tiangnya.psejak 1932 cara ini disempurnakan lagi antara lain dengan membuat bagian rumah yang lain seperti jendela,pintu dan lain berukuran sama.

Rumah-rumah in pada 1932 tidak lagi dikerjakan oleh kotapraja(gemeente) karena pengurus gemeente tidaj mau menanggung risiko pada tahun-tahun yang sulit itu.mereka berupaya mengetengahkan pentingnya arsitektur tradisional jawa dalm membangun perumahan dan kota.

E. Penggunaan unsur seni tradisional dalm rumah gaya indis

pada 1890 suatu zaman yang hingga kini masih ada memuat detail-detail penuh ekspresi dan mengagumkan yang sangat berharga untuk bangunan-bangunan modern,ia mengambil contoh bangunan sederhana seperti rumah jaga monyet yang tidak menggunakan plint batu,tetapi serdadu penjaga terlindung dari hujan dan panas.

Reflector menyetujui dan mengharapkan hendaknya para ahli dihindia belanda terpanggil dan sadar untuk bangun dan mengambil sumber-sumber insiprasi dari bumi hindia belanda yang tidak habis habisnya.pembangunan candi merupakan akar kehidupan seni bangunan dan gaya sendiri,dengan citra,cara dan system sendiri pula.

Reflector menganjurkan pula hendaknya jangan bersikap memiliki sentiment dan menolak menggunakan unsure-unsur budaya bangsa pribumi

Kelompok pertama mengutamakn pemidaghan dari negeri ibu(belanda0,yang menghendaki seni bangunan (nasional belanda) diberlakukan didaereah koloni,khususnya jawa.

Kelompok kedua karena merasa dipisahkan oleh kenyataan adanya pertimbangan politik,

Kedua pandangan kelompok tersebut berlage menutup pidatonya bahwa pada prinsip nya kedua kelompok itu benar.namun yang sebenarnya penting diperhatikan ialah tentang nilai seni dan peralihan perubahan seni jawa.

BAB V

Ragam hias rumah tinggal

A. Tentang Hiasan Rumah Tinggal

Aritektur rumah tinggal merupakan suatu bentuk kebudayaan. Arsitektur sendiri dianggap sebagai perpaduan antara karya seni dan pengetahuan tentang bangunan. Dengan demikian, arsitektur juga membicarakan berbagai aspek tentang keindahan dan konstruksi bangunan. Marcus Vitruvius Pollio adalah orang yang pertama kali mencetuskan konsep ini, yaitu pada abad pertama sebelum Masehi. Pengetahuan ini ia peroleh dari nenek moyangnya, yaitu bangsa Romawi. Karyanya yang berjudul De Architectura Libri Dacem diduga telah mengilhami banyak orang.

Menurut Marcus Vitruvius Pallio, 3 unsur yang merupakan fakor dasar dalam arsitektur yaitu, a. kenyamanan (convenience); b. kekuatan atau kekukuhan (strength); c. keindahan (beauty). Ketiga faktor tersebut saling berhubungan dan akan selalu hadir dalam struktur bangunan yang serasi. Seorang arsitek yang arif tidak akan mengabaikan ketiga faktor tersebut. Ketiga faktor tersebut merupakan dasar penciptaan arsitektur yang memiliki estetika. Dari ketiga faktor ini, wajarlah kiranya untuk menyebut bahwa arsitektur adalah suatu karya seni. Sebagai karya seni, arsitektur diciptakan melalui proses yang sangat sulit dan rumit.

B. Bentuk Atap dan Hiasan Kemuncak

Mengenai pembuatan bangunan rumah Jawa tradisional dan hiasannya dari masa awal abad ke-20, terdapat suatu keganjilan apabila dibandingkan dengan bagaimana masyarakat yang tinggal di pulau sekitarnya, yaitu Bali dan Sumatera terutama dalam hal mendirikan rumah. Ada kesan yang mendalam bahwa dalam mendirikan rumah dan ragam hiasannya, orang Jawa kian jarang menghias bangunan rumahnya apabila dibandingkan dengan orang Sumatera.

C. Hiasan Kemuncak Tadhah Angin dan Sisi Depan Rumah

Di Indonesia, khususnya Jawa, hiasan di bagian atap rumah kurang mendapat perhatian, kecuali pada bangunan-bangunan peribadatan (masjid, gereja, pura, dan candi). Pada bangunan rumah Eropa, hiasan kemuncak mendapa perhatian dan mempunyai arti tersendiri, baik dari sudut keindahan, status sosial maupun kepercayaan.

Sejarah lambang-lambang yang dipahatkan pada papan lis tadhah angin (tympanon) dapat dibedakan menjadi 3 babakan waktu, yaitu :

1. Lambang dari masa Pra-Kristen (zaman kekafiran Jerman), antara lain diwujudkan dengan gambar pohon hayat, kepala kuda atau roda matahari, yang kemudian pada masa Kristen ditambah dengan lambang salib;

2. Masa Kristen, berupa lambang gambar salib, gambar hati (hart), jangkar (angker), yaitu sebagai lambang kepercayaan, harapan dan kejujuran atau kesetian; dan

3. Khusus lambang-lambang dari agama Roma Khatolik, yaitu berupa miskelk dan hostie.

1. Macam-macam Hiasan Kemuncak dan Atap Rumah

a. Penunjuk Arah Tiupan Angin (Windwijzer)

Penunjuk Arah Tiupan Angin (Windwijzer) disebut juga windvaan, dalam bahasa Perancis disebut girovettes dan apabila berputar-putar disebut wire wire.

b. Hiasan Puncak Atap (Nok Acroterie) dan Cerobong Asap Semu

Bentuk hiasan puncak atap (nok acroterie) dulu menghias atap rumah petani. Hiasan ini terbuat dari daun alang-alang (stroo) sebagai prototype, kemudian dalam rumah gaya Indis dibentuk dengan bahan dari semen. Atap daun alang-alang (rumbia) digantikan dengan atap genteng. Dirumah Gubernur Jendral Reinier de Klreck diwujudkan dengan pahatan batu berukir bentuk bunga. Demikian halnya cerobong asap yang menjulang tinggi di Negara Belanda, digantikan menjadi “cerobong asap semu” yang berukuran pendek, atau diwujudkan dengan hiasan batu berukir.

c. Hiasan Kemuncak Tampak-Depan (Geveltoppen)

Bentuk hiasan pada depan rumah disebut voorschot. Seringkali voorschot itu dihias dengan papan kayu yang dipasang vertical, berhiasan, yang digunakan sampai dengan abad ke-19. Ragam hias yang dipahatkan seringkali memiliki arti simbolik berupa huruf-huruf yang distilisasi sehingga merupakan motif ragam hiasan (runenschrift).

1. Lambang Manrune, mengandung arti simbolik kesuburan. Selain bentuk huruf M, ada juga bentuk tulip atau leli.

2. Yang lebih terkenal yaitu, hiasan berupa hiasan oelebord atau uilebord yang terdapat di rumah para petani Friesland (di kota Drente disebut oelenbret) berupa papan kayu berukir melukiskan dua ekor angsa bertolak belakang yang bersandarkan pada makelaar. Arti makelar berbentuk angsa masih sering diperdebatkan orang. Pada rumah gaya Indis, gambar bentuk dua angsa bertolak belakang ada yang digantikan hayat (kalpataru, kalpawreksa).

3. Hiasan berupa makelaar, yaitu papan kayu berukir, panjang sekitar dua meter ditempel secara vertikal ada yang diwujudkan seperti pohon palem, orang berdiri dengan tangan mengadah dan sebagainya.

d. Ragam Hias Pasir dari Material Logam

Selain ragam hias pada puncak atau di tadhah angina (tympanon) bangunan rumah, ada ragam hias lain yang melengkapi bangunan rumah dari bahan besi, misalnya untuk : a. pagar serambi (stoep); b. kerbil, yaitu penyangga atap emper pada bagian depan dan belakang rumah. Kerbil berhias banyak digunakan dirumah pejabat, bupati, residen atau gedung asisten residen, contohnya seperti yang terpahat di Gedung Agung Yogyakarta sekarang; c. penunjuk arah mata angin; d. lampu halaman atau lampu dinding sampai sekarang masih banyak digunakan, bahkan kini ditiru untuk lampu penerangan jalan disepanjang kota, seperti di Yogyakarta, Surakarta, dan kota-kota kabupaten atau kotapraja; e. kursi kebun dari bahan logam besi yng dulu hanya menghias rumh orang Eropa juga banyak ditiru.

2. Ragam Hias pada Tubuh Bangunan (Topgevel)

Selain terdapat di kemuncak (topgevel) dan tadhah angina (tympanon), ragam hias juga terdapat dibagian tubuh bangunan, misalnya pada lubang-lubang angina (bovenlicht) yang terletak di atas pintu atau jendela. Hiasan yang berupa ukir krawangan (a’jour relief) ini lazimnya terbuat dari kayu, tetapi pada rumah-rumah mewah yang dihuni pembesar pemerintah kadang terbuat dari logam besi.

Kamis, 24 Maret 2011

tugas..

1. jelaskan pengertian kesehatan mental !
2. jelaskan sejarah perkembangan kesehatan mental !
3. gambarkan kepribadian yg sehat berdasarkan aliran psikoanalisa dan behavioristik !

jawab...
1. - Terhindarnya orang dari gejala - gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala - gejala penyakit jiwa(psychose).
- Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
- Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagian diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan - gangguan dan penyakit jiwa.
- Terwujudnya keharmonisan yang sungguh - sungguh antara fungsi - fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem - problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya.

2.

Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat.

Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.

Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.

Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.

Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:

  1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
  2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
  3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
  4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.

William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

Dasar dan Tujuan Mempelajari Kesehatan Mental

Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.

Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri.

Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia. Kedua, motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.

Pertarungan psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak sanggup memilih salah satu hal tersebut.

Kerisauan, secara umum, adalah pengalaman emosional yang tidak menggembirakan yang dialami seseorang ketika merasa takut atau terancam sesuatu yang tidak dapat ditentukannya dengan jelas. Biasanya keadaan ini disertai perubahan keadaan fisiologis, seperti cepatnya debaran jantung, hilang selera makan, rasa sesak nafas, dan lain sebagainya.

Cara membela diri merupakan cara yang dibuat dan dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar untuk menghindarkan dirinya menghadapi pergolakan kerisauan yang dihadapi dan kekuatan-kekuatan yang bertarung dengan nilai-nilai, sikap dan tuntutan masyarakat.

Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut:

  1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
  2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
  3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
  4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
3. - psikoanalisa















- behaviouristik